Perkembangan Pesawat Terbang
Transportasi menggunakan jalur udara di
masa modern ini dinilai menjadi sarana yang paling efektif. Dilihat dari segi
keamanan dan juga ketepatan waktu serta jarak tempuh yang singkat menjadikan
modal untuk kepercayaan para pengguna jasa pesawat terbang. Mulai dari jasa
angkut penumpang hingga jasa kargo. Wright bersaudara adalah pencetus ide
membuat alat transportasi berupa pesawat terbang modern di tahun 1903. Berkat
jasa mereka, kini telah jutaan umat manusia yang setiap harinya berpergian
menggunakan pesawat terbang. Dan tidak hanya sampai disitu,
perusahaan-perusahaan manufaktur pesawat terbang pun kini telah menjamur,
seperti Boeing, Airbus, British Aerospace Engineering, dll.
“Wright Bersaudara”
Penemuan-penemuan
bertahap, mereka kembangkan. Mulai dari metode prinsip dasar lift and drag,
dengan merangkai layang-layang dengan dua rangkap sayap besar atau disebut
dengan biplane. Kerangka ini terinspirasi dari mahluk hidup yang alamiah dapat
terbang yaitu burung. Pada akhirnya mereka menemukan cara untuk mengontrol
kemudi pesawat. Yakni dengan menambahkan sirip serta ekor yang dapat bergerak
sebagai penyeimbang dan dapat mengontrol keseimbangan pesawat.
Pesawat Glider Wright Bersaudara
|
Pada tahun 1900-1902
Wright bersaudara melakukan percobaan dengan menggunakan pesawat tanpa mesin,
atau biasa disebut dengan glider. Percobaan pertama glidertersebut di
tahun 1900, hanya mampu memberikan daya angkat setengah kali dari yang di
kalkulasikan, memang tidak terlalu baik. Di tahun berikutnya mereka kembali
meluncurkan pesawat glider kedua. Yang bahkan kali ini performa
nya lebih buruk, dengan keadaan yang tidak stabil dan kehilangan kecepatan di
ketinggian rendah, menandakan bukan hasil yang baik.
Dengan semangat pantang
menyerah, Wright Bersaudara menemukan inovasi dengan membuat saluran angin
modifikasi mereka sendiri. Dan menciptakan sebuah rangka sayap untuk mengukur
daya angkat di lebih dari 200 sayap yang mereka coba. Dan hasilnya, mereka
mampu menemukan kesalahan dan mengkoreksi serta mengkalkulasi ulang dari
konfigurasi sayap glidersebelumnya. Dengan perhitungan ulang yang cermat,
akhirnya mereka dapat menerbangkan glider ratusan kali. Hasil ini
merupakan suksesi pertama Wright Bersaudara, setelah sebelumnya berulangkali di
rundung kegagalan. Dari hasil ini mereka terus terpacu untuk membuat
inovasi-inovasi baru. Di buktikan dengan rancangan baru mereka membuat mesin
ganda yang terbuat dari kayu, atau sering disebut twin propeller. Tidak
sampai disini saja, inovasi lainnya adalah berupa penambahan penyangga sayap.
Konfigurasi Saluran Angin
|
Tanggal 17 Desember 1903
merupakan hari bersejarah pada dunia aviasi. Sebab di hari tersebut pertama
kalinya pesawat rancangan Wright Bersaudara di terbangkan yang tentunya sudah
dilengkapi dengan mesin dan penyempurnaan. Menurut catatan The Smithsonian Institution and Fédération Aéronautique
Internationale penerbangan perdana tersebut berlokasi di Kill Devil
Hills, Carolina Utara, Amerika Serikat. Penerbangan pertama di piloti oleh
Orville Wright dan berhasil mencapai ketinggian 120 kaki, selama 12 detik
lamanya. Masih di hari yang sama kemudian saudaranya, Wilbur Wright dapat
terbang mencapai ketinggian 852 kaki dan dapat bertahan selama 1 menit di
udara. Catatan tersebut merupakan langkah awal bagi kemajuan
teknologi pesawat terbang.
Ilustasi Penerbangan Pertama 17 Desember 1903
|
Alberto Santos-Dumont
Tokoh
penemu lainnya yang sangat berjasa di bidang aviasi adalah Alberto
Santos-Dumont asal Brazil. Di tahun 1906 Ia berhasil membuat decak kagum
penduduk Eropa dengan mendemonstrasikan pesawat 14-bis yang mampu
terbang selama 21 detik, setinggi 22 meter diatas kota Paris. 14-bis adalah
pesawat yang sudah mempunyai sayap tetap. Inovasi yang Ia temukan yang mengacu
kepada penemu sebelumnya, Wright Bersaudara, ialah tambahan berupa permukaan
kemudi yang dapat di gerakkan. Tujuan nya adalah untuk dapat menggerakan ailerons.
Teknologi ailerons yang di kembangkan oleh Alberto adalah dengan
menambahkan tuas agar dapat mengatur pergerakan ailerons itu sendiri.
Guna ailerons disini adalah menambah keseimbangan pesawat, serta
mengatur pesawat agar bisa berbelok ke kanan dan ke kiri. Berkat sistem
tersebut, Alberto dapat dengan mudah mengendalikan keseimbangan pesawat 14-bis nya,
yang belum terdapat pada pesawat flyer rancangan Wright Bersaudara.
Pesawat 14-bis
Era 1914-1918
Hampir
sejak pertama kali di temukan,nya pesawat terbang, banyak negara
berminat langsung memproduksi untuk kepentingan militer. Negara
pertama yang menggunakan jasa pesawat terbang untuk militer adalah Italia.
Italia menggunakan pesawat terbang untuk kepentingan militer nya berupa pengintaian,
pengeboman, dan penembakan melalui udara dalam perang Italia-Turki (September
1911- Oktober 1912) di Libia. Misi pertama berupa pengintaian terjadi pada
tanggal 23 Oktober 1911. Dan pengeboman pertama koloni musuh pada tanggal 1
November 1911. Di era yang sama, Bulgaria pun mengikuti jejak Italia dengan
taktik perang menggunakan jalur udara di Perang Balkan (1912-1913). Sementara
perang menggunakan senjata di pesawat terbang tengah menjadi trenddimasa
itu, ide untuk memanfaatkan sebagai sarana fotografi sebagai acuan
pengintaian tercetus. Beberapa alutsista negara-negara Eropa yang mempunyai
pesawat tergolong kategori ringan, yang tipikalnya sebagai pesawat sport menyerahkan
armadanya kepada departemen pengintaian negara demi kepentingan perang. Tidak
lupa pula radio komunikasi juga sudah di pasangkan disetiap pesawat karena
merupakan hal yang vital untuk koordinasi antara pilot dengan bagian
tentara darat. Pada masa itu, radio komunikasi yang umumnya di pakai adalah
jenis SCR-68.
Era 1918-1939 “Masa Keemasan”
Periode
antara masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II tercatat perkembangan
teknologi aviasi yang menunjukkan kemajuan yang pesat. Di mulai dari pesawat
yang bertenaga rendah tersusun atas rangka kayu sampai pesawat bermesin
piston tunggal bertenaga tinggi yang tersusun dari rangka alumunium. Setelah
Perang Dunia I berakhir, banyak pilot-pilot eks. Angkatan Udara yang
bersemangat menunjukkan kebolehanya dalam meliak-liuk burung besi di angkasa
luas. Contohnya di tanggal 14 Juni 1919 sebuah pesawat Vickers Vimy diterbangkan
oleh Kapten John Alcock dan dikopiloti oleh Lt. Arthur Brown dari
St. John’s ke Clifde, Irlandia non-stop. Mereka pun memenangkan hadiah
sebesar $65,000 sebagai penghargaan. Delapan tahun kemudian sejarah kembali
mencatat seorang Charles Lindbergh yang memenangkan Orteig Prize sebesar
$25,000 untuk terbang solo nya menyebrangi Samudera Atlantik
non-stop.
Seorang kebangsaan
Australia yang di bantu dua orang partnernya pun turut ikut andil dalam
‘perlombaan’ membuat rekor ini. Charles Kingsford Smith yang pertama kali
mengukir sejarah dengan terbang menyebrangi Laut Pasifik melalui jalur
selatan. Penerbangan pertamanya dengan rute Oakland-Hawaii sejauh 2,400 mil
ditempuh dalam waktu 27 jam 25 menit, yang dilalui tanpa masalah, bisa
dibilang termasuk penerbangan yang mulus. Penerbangan selanjutnya menuju
Suva, Fiji. Sejauh 3,100 mil dan memakan waktu tempuh 34 jam dan 30 menit.
Disinilah ujian terberat mereka, karena harus terbang melalui badai petir
yang terbentang di langit. Untungnya mereka dapat selamat sampai tujuan. Dan
sesampainya mereka disambut meriah oleh sekitar 25,000 orang.
Di tahun 1929 Instrument
Flight atau terbang berbasis instrument mulai di kembangkan. Pertama
kali ide ini dicetuskan oleh Jimmy Doolittle. Di tahun yang sama
tercatat pesawat dengan kapasitas penumpang terbanyak dibuat.
Pesawat itu adalah Dornier Do X dengan wingspansepanjan 48
meter. Dalam percobaan penerbanganya tercatat membawa 169 penumpang.
Pada
tahun 1930 pesawat bermesin jet mulai dikembangkan oleh negara Jerman dan
Inggris. Dan keduanya terus mengembangkan pesawat bermesin jet sampai akhir
Perang Dunia II
Perang Dunia II (1939-1945)
Perang
Dunia II menjadi ajang pengembangan dan produksi besar-besaran pesawat
terbang untuk kepentingan perang. Negara-negara yang berperang
saling berlomba-lomba mengembangkan senjata mereka. Taktik penyerangan,
strategi pengeboman jarak jauh, dan teknologi radar terus menerus di
kembangkan agar dapat mengungguli musuh di medan perang. Tahun 1939 dimana
pertama kalinya di terbangkan oleh Erich Warsitz pesawat jet Heinkel He
178 buatan Jerman, dan juga Me 262. Di ikuti pada Juli 1942
pesawat bomber pertama di dunia yaitu Arado Ar 234. Pesawat
hasil penilitian asal Inggris turut ikut andil dalam perhelatan Perang Dunia
II yaitu Gloster Master.
Tidak lengkap rasanya
bilamana hanya pesawat-pesawat di produksi besar-besaran tanpa kehadiran
misil atau rudal jarak jauh. Misil digunakan untuk tujuan menyerang musuh,
baik darat maupun udara. Misil V-1 adalah cruise missile pertama
yang diperkenalkan. Yang ke dua adalah misil V-2. Dan selanjutnya yang
teknologinya masih di gunakan hingga saat ini adalah misil bertenaga roket
dimana saat eranya di pasangkan dalam pesawat Me 163 dan Bachem
Ba 349 produksi asal negara Jerman yang mampu take-off tanpa
landasan pacu, dengan kata lain dalam kondisi vertikal (layaknya helikopter).
Walaupun dalam keadaan jayanya, pesawat jet fighter dinilai kurang
efisien. Di karenakan faktor-faktor yaitu kurangnya bahan bakar, kurangnya
pilot berpengalaman, serta industri perang yang tutup lapak khususnya negara
pengembangnya yakni Jerman.
Di era ini tidak hanya
pesawat tempur saja yang di kembangkan. Melainkan helikopter juga ikut ambil bagian.
Contohnya Focke Achgelis Fa 223 pada tahun 1941
di Jerman. Dan helikopter Sikorsky
R-4 pada tahun 1942 di Amerika Serikat.
1945-Sekarang
Setelah
mas Perang Dunia II, pesawat terbang digunakan untuk kepentingan komersial
yang tumbuh sangat pesat. Transportasi orang dan kargo dengan menggunakan
armada-armada eks. Pesawat militer. Contohnya seperti pesawat B-29 dan Lancaster yang
di konfigurasi ulang menjadi pesawat komersial. Pesawat lainnya adalah DC-3 yang
dibuat lebih nyaman dan kemampuan jelajah yang lebih jauh untuk mengangkut
penumpang. Pesawat komersial pertama yang di tenagai oleh mesin jet pertama
adalah de Havilland Comet di Inggris. Selanjutnya di tahun 1952
BOAC (British Overseas Airways Coorporation) yang sekarang lebih
dikenal sebagai British Airways menggunakan pesawat Comet sebagai
penerbangan berjadwal.
Sementara
pesawat-pesawat banyak di produksi di era 50’ an, ternyata pesawat terbang
mengalami serangkaian kegagalan. Disebabkan oleh metal fatigue atau
keretakan logam badan rangka pesawat. Yang kerap kali patah saat lepas landas
ataupun terbang. Keretakan logam disebabkan oleh tiap kali pesawat lepas
landas dan mendarat, menahan beban yang lama kelamaan logam rangka pesawat
tidak mampu lagi menahanya. Beruntung putra terbaik Indonesia kala itu
menemukan solusi jitu untuk menemukan bagian mana saja yang mengalami
keretakan. Ialah Dr. Ing. Bachruddin Jusuf Habibie. Umurnya baru mencapai 32
tahun kala itu. Masih sangat muda memang, namun idenya mampu menyelamatkan
dunia aviasi. Saat itu beliau tenar dengan teori nya yaitu Crack
Progression Theory yang dapat melacak keretakan di bagian pesawat, yang
tentunya dengan mudah dapat di lakukan maintanence.
Pesawat-pesawat komersial bermesin jet pun terus
diproduksi. Mulai dari negara Russia dengan pesawat Tupolev Tu-104 nya,
dan Amerika Serikat melalui perusahaan Boeing dengan B707 nya. Yang
semakin hari tingkat kenyamanan untuk penumpang semakin di perhatikan.
Di tahun 70’ an dunia penerbangan memasuki era modern nya.
Dimana mulai di produksi pesawat dengan konsep fly by wire yang di
tangani sepenuhnya oleh komputer pesawat. Jadi tanpa bantuan manusia pun
sebenarnya pesawat dapat terbang yang telah diatur kerjanya oleh seperangkat
komputer. Contohnya adalah produksi pesawat keluaran Airbus yakni A-300 yang
sudah menggunakan sistem fly by wire nya.
Selanjutnya di bidang militer juga mengalami banyak
perkembangan. Pesawat Harrier Jump Jet yang mampu lepas landas di
landasan pacu yang pendek bahkan lepas land dalam keadaan vertikal. Pada
tahun 70’an pesawat supersonik juga turut menjadi jalur transportasi
penumpang. Pertama kali pada tahun 1975 oleh Perusahaan asal Russia yakni
Tupolev memperkenalkan pesawat Tu-144 nya. Di ikuti 2 tahun
kemudian oleh BAE yaitu Concorde yang awalnya dikembangkan dari
pesawat pengebom strategis saat masa Perang Dunia II. Concorde mampu terbang
hingga ketinggia 60.000 kaki dan memiliki kecepatan jelajah 2,04 Mach setara
dengan kecepatan suara, dengan konfigurasi sayap delta dan evolusi mesin yang
dilengkapi dengan jet afterburner.
Boeing 747 atau biasa
di sebut jumbo jet lahir pada waktu industri udara era 60-an sedang
maju pesat. Era pesawat komersil pada waktu itu.
Pada waktu itu, Boeing sudah pun mengkaji pesawat yang besar untuk memenangi
kontrak dari Tentara Amerika Serikat tetapi kalah kepada Lockheed C-5
Galaxy. Pan Am, klien setia Boeing pada waktu itu, meminta Boeing membuat sebuah
pesawat penumpang yang besar, 2 kali ukuran Boeing 707.
Maka, pada tahun 1966 Boeing mengeluarkan satu garis panduan mengenai
konfigurasi pesawat penumpang yang akan dinamakan Boeing 747. Di kala
itu B747 merupakan pesawat penumpang yang dapat mengangkut
penumpang terbanyak di dunia. B747 sendiri pun mempunyai banyak
variasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Mulai dari seri 100, 200, 300,
400, SP, Dreamlifter, dan yang terakhir seri 800. Namun kini
kehebatan B747 tertandingi oleh produsen pesaing nya airbus.
Tanggal 20 Oktober 2007 di luncurkan Airbus A380 yang jumlah
kapasitas angkutnya hampir dua kali konfigurasi B747 yakni sebanyak
800 penumpang.
Memasuki abad ke 21 ini
penggunaan pesawat terbang turut digunakan sebagai sarana angkut pribadi
yang berinterior mewah yang biasanya dimiliki oleh para pebisnis-pebisnis
kaya di seluruh dunia untuk sarana transportasi mereka. Juga
pesawat-pesawat kategori ringan untuk penggunaan pesawat latih para calon
pilot. Biasanya yang umum dipakai adalah jenis pesawat Cessna C-172.
|
Terimakasih, ini sangat membantu
BalasHapus